Jakarta, Delapanplus.com –
“Sayangi Hati Sejak Dini” menjadi Implementasi Interprofessional Education (IPE) dan Interpersonal Collaboration (IPC) pada Kegiatan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II, yang berlangsung di Puskesmas Kelurahan Pancoran,
Jalan Pancoran Barat III No.55, Jakarta Selatan, Senin, 9 September 2024.
Hadir dalam kegiatan tersebut Lurah Kelurahan Pancoran Drs.Rachmat Basuki, Msi, Kepala Puskesmas Kelurahan Pancoran dr. Alvira P, Direktur Poltekkes Kemenkes Jakarta II, dr.Renny Chairani S.Kp, M.Kep, Sp.Kom, Wadir I Dr. Syarifah Miftahul Jannah, M.Biomed, para Dosen dan Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jakarta II, para jajaran staf Kelurahan, para Kader dan juga Bapak / Ibu RW 03 peserta kegiatan ini.
Direktur Poltekkes Kemenkes Jakarta II, dr.Renny Chairani S.Kp, M.Kep, Sp.Kom selaku Pusat Unggulan IPTEKS mengatakan bahwa ada bagian kecil dari tubuh kita yang kerap terlupakan yakni Hati. Jadi seperti tema sosialisasi hari ini yaitu Sayangi Hati Sejak Dini.
Oleh karena itu, Hati adalah sasaran penting dalam edukasi kali ini, karena Hati dapat terinfeksi oleh bakteri, virus, parasit, dan juga faktor faktor pemicu lainnya. Hati yang terinfeksi ini dapat menyebabkan penyakit hati seperti Hepatitis, maupun Sirosis Hati, hingga Kanker Hati.
Dalam rangka Implementasi Interprofessional Education dan Interpersonal Collaboration pada Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Jakarta II di Kelurahan Pancoran ini sebagai Kelurahan Binaan Poltekkes, maka Penyakit Hati dianalisis oleh para mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jakarta II, seperti dari Teknik Elektromedik, Teknik Radiodiagnostic dan Radio Terapi, Teknik Gigi, Gizi, Kesehatan’ Lingkungan, Analisa Farmasi dan Makanan, serta Jurusan Farmasi. Sekaligus semoga kerjasama ini membawa berkah.
Sementara Kepala Puskesmas (KaPuskes) Kelurahan Pancoran drg.Herlinda K sebelum membuka secara resmi kegiatan ini, mengapresiasi para mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jakarta II yang mau datang ke Puskesmas Kelurahan Pancoran untuk berbagi dan menimba ilmu.
“Kami siap membantu, membimbingnya. Jangan malu malu. Jangan tidak mau mengerjakan meski bukan bidang profesinya. Karena kita langsung mencari ilmu di tengah masyarakat. Jangan enggan melakukannya, karena saat terjun langsung di masyarakat nanti kagok. Jadi lakukanlah apa yang bisa kita lakukan,” ujar drg.Herlinda K.
Lebih lanjut Implementasi Interprofessional Education dan Interpersonal Collaboration pada Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Jakarta II di Kelurahan Pancoran ini, menggelar sosialisasi seperti terkait Peran Kesehatan Lingkungan dalam Menjaga Kesehatan Hati oleh Atang Saputra, SKM, M.Med.Sc (PH); Gizi Seimbang (isi piringku) untuk Hati yang lebih sehat oleh Pritasari, SKm, M.Sc. Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Jakarta II; dan Hati Lebih Sehat dengan Bijak Menggunakan Obat oleh Nanda Puspita, M.Pharm, Apt.
Dalam sosialisasi Peran Kesehatan Lingkungan dalam Menjaga Kesehatan Hati, Atang Saputra, SKM, M.Med.Sc (PH) menjelaskan bahwa Penyakit Hepatitis merupakan penyakit menular dalam bentuk peradangan hati yang disebabkan oleh virus. Dan ada lima jenis Hepatitis yakni Hepatitis A, B, C, D dan E.
Hepatitis A (HA), terjadi melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi virus Hepatitis A; Hepatitis B (HB), terjadi melalui hubungan seksual tanpa alat pengaman dan transfusi darah. Bahkan Ibu hamil yang terinveksi virus Hepatitis B bisa menularkan virus ke janin; Selanjutnya Hepatitis C (HC), terjadi lewat hubungan seksual tanpa kondom atau penggunaan jarum suntik tidak steril; Sedangkan Hepatitis D (HD), terjadi lewat jarum suntik yang tidak steril atau transfusi darah; terakhir Hepatitis E (HE), terjadi lewat air atau makanan yang terkontaminasi virus Hepatitis. Sebagai catatan penting, bahwa komplikasi Hepatitis dapat mengakibatkan Sirosis Hati, Kanker Hati (mulai dari Stadium A, B, C, dan D, red)
Lantas bagaimana mencegah HA dan HE? Yakni Mencuci tangan pakai sabun
sebelum makan, keluar dari toilet, sebelum mengolah dan menghidangkan makanan, sebelum menyusui, memberi makan bayi, sesudah buang air besar dan kecil dsb. Olah makanan yang benar, masak sampai matang 85 derajat, pisahkan yang matang dengan mentah sebelum masak, Olah dan hidangkan makanan, sebaiknya menyimpan makanan di bawah 5 derajat Celcius atau diatas 60 derajat celcius.
Sementara untuk mencegah HB, HC dan HD, yakni lakukan Imunisasi, tidak bertukarnya alat pribadi, tutuplah luka terbuka, gunakankah alat alat denga steril. Terkait imunisasi untuk Hepatitis A dan B, diberikan orang tertentu. Untuk HB sesegera mungkin dilakukan dalam waktu 24 jam. Berikan Imunisasi HB1 sampai 3 sebelum satu tahun. Sedangkan untuk HB lakukan dua kali dalam kurun 6 – 12 bulan.
Sedangkan dari sosialisasi Gizi Seimbang (Isi Piringku) untuk Hati yang Lebih Sehat Pritasari, SKm, M.Sc. selaku Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Jakarta II; menggarisbawahi bahwa Penyakit Hati dapat dicegah dengan Pola Makan yang Sehat dan Seimbang.
Penyakit Hati adalah Penyakit Infeksi yang disebabkan Bakteri, Virus, Parasit, Polusi, Radikal Bebas dst. Terlebih HB dan HC penyebab terbanyak Hepatitis kronik, sirosis, hingga kanker hati dst.
Oleh karena itu, tubuh perlu vitalitas dan imunitas. Apalagi melaksanakan pola makan Gizi Seimbang Isi Piringku tidaklah mudah. Butuh tekad yang kuat untuk Kesehatan. Dan Kemenkes menetapkan 4 Pilar Gizi Seimbang, yaitu Konsumsilah Pangan Beraneka Ragam, Biasakan Prilaku Sehat, Lakukan Aktivitas Fisik, dan terakhir mempertahankan serta memantau Berat Badan Normal. Dan ingat, sekali makan cukup 700 kalori. Jadikan nasi dan sayur sama banyaknya, baru buah buahan kemudian melengkapinya. Sedangkan makanan tambahan lokal cukup bubur kacang merah, salad sayur, salad ayam, susu dsb.
Terpenting batasi dan hindari makan makanan gorengan, kue kering atau basah, makanan ringan dalam kemasan, minuman manis, makanan cepat saji, makanan kalengan atau olahan. Perhatikanlah keamanan makanan yang di konsumsi. Selain membatasi pula mengkonsumsi Gula, Garam, Lemak. Karena makanan kekinian belum tentu sehat, tukas Pritasari, SKm, M.Sc. Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Jakarta II.
Sementara di sosialisasi Ketiga, yakni tentang Hati Lebih Sehat dengan Bijak Menggunakan Obat oleh Nanda Puspita, M.Pharm, Apt, dimana dirinya tetap menyarankan kewaspadaan bila Hati mulai terganggu, yang kerap disertai mual, urine berwarna teh, BAB fases pucat, kulit menguning, dan sebagainya. Jadi untuk Tepat Minum Obat Agar Hati Tetap Sehat.
Perhatikan pula mengkonsumsi obat yang mengandung Parasetamol. Dimana orang Dewasa disarankan untuk mengkonsumsi 500mg – 600 mg after 6 jam. Sedangkan buat Anak anak yakni 15mg perkilo berat badan anak anak. Dan tidak boleh diatas 4 kali dalam sehari.
Untuk obat obatan Antibiotik karena infeksi, batuk tidak sembuh, ada riwayat TBC, segera konsultasikan ke dokter, karena ketahanan tubuh setiap orang tidaklah sama. Begitu pula obat terkait Anti Radang Non – Steroid dan juga obat Herbal serta Suplemen, waspadalah.
Di penghujung kegiatan Implementasi Interprofessional Education dan Interpersonal Collaboration Pengmas Poltekkes Kemenkes Jakarta II, yang berlangsung di Kelurahan Pancoran, Jakarta Selatan, yang didukung oleh BLU, Pusat Unggulan IPTEKS, dan Jakarta Raya, dilakukan Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Poltekkes Kemenkes Jakarta II dengan Kelurahan Pancoran, Jakarta Selatan.
Kerjasama merupakan bagian dari wilayah binaan pada kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi Poltekkes Kemenkes Jakarta II.
Hal ini sangat disambut baik oleh Lurah Pancoran Drs. Rahmat Basuki MSi, yang menyatakan bahwa kegiatan ini di wilayah Kelurahan Pancoran sangat penting bagi kita semua dan butuh dukungan sebesar besarnya.
“Poltekkes Kemenkes Jakarta II memberikan pelayanan dan Kita masyarakat sebagai penerima layanan. Kita harus memberikan dukungan, waktu, tenaga, serta partisipasinya. Tridarma Perguruan Tinggu memerintahkan pengabdian masyarakat dengan membantu Puskesmas yang ada di Kelurahan Pancoran ini. Dan kita membutuhkan layanan untuk masyarakat, layanan yang menguntungkan dan memudahkan masyarakat harus kita respon dengan baik. Disinilah transformasi ilmu dilakukan, diimplementasikan,” pungkas Lurah Pancoran Drs. Basuki Rachmat.
)**D.Junod/ Tjoek