Thomas Fuller “Negro Tom” or “Virginia Calculator

Jakarta, Delapanplus.com – 

Thomas Fuller, yang dikenal juga sebagai “Negro Tom” atau “Virginia Calculator,” adalah seorang Afrika yang diperbudak dan lahir di Benin pada tahun 1710. Fuller, yang dibawa ke Amerika sebagai budak pada tahun 1724, dikenal karena kemampuan kalkulasi mentalnya yang luar biasa dan kemampuannya yang luar biasa dalam matematika. Dalam kehidupan akhirnya, ia ditemukan oleh aktivis anti-perbudakan yang menjadikannya contoh untuk menunjukkan bahwa orang kulit hitam sama sekali tidak kalah cerdas dibandingkan orang kulit putih, terutama dalam kemampuan akademik.

Kemampuan Fuller menjadi terkenal ketika dua pria, Hartshorne dan Coates, mengujinya dengan beberapa pertanyaan matematika yang rumit.

Pertanyaan pertama adalah menghitung jumlah detik dalam satu setengah tahun. Fuller memberikan jawaban yang akurat, yaitu 47.304.000 detik, hanya dalam waktu sekitar dua menit. Pertanyaan kedua adalah menghitung jumlah detik dalam kehidupan seseorang yang berumur 70 tahun, 17 hari, dan 12 jam. Fuller menjawab 2.210.500.800 detik hanya dalam satu setengah menit. Ketika salah seorang pria tersebut menuduhnya keliru, Fuller dengan cepat mengoreksi mereka dengan mengingatkan tentang tahun kabisat, yang menunjukkan keakuratan perhitungannya.

Pertanyaan ketiga lebih kompleks: jika seorang petani memiliki enam ekor babi betina, dan setiap babi betina memiliki enam anak babi betina per tahun, serta semuanya terus berkembang biak dengan cara yang sama hingga delapan tahun, berapa jumlah total babi? Fuller menjawab 34.588.806 dalam waktu sepuluh menit. Meskipun membutuhkan waktu lebih lama, jawaban tersebut benar, hanya sedikit tertunda karena kesalahpahaman awal tentang pertanyaannya.

Meskipun berusia lanjut, Fuller tetap menunjukkan kecerdasannya meskipun hidup sebagai seorang budak dan bekerja keras di pertanian. Ia tidak pernah tergoda dengan minuman keras dan selalu berbicara dengan hormat kepada tuannya, yang menolak menjualnya meskipun ditawarkan uang dalam jumlah besar. Ketika seorang pria berkomentar bahwa Fuller akan jauh lebih hebat jika dididik, Fuller merespons dengan rendah hati, mengatakan, “Tidak, Massa, yang terbaik saya tidak belajar, karena banyak orang yang belajar menjadi orang bodoh yang hebat.”

Kisah Thomas Fuller merupakan bukti kemampuan matematika yang luar biasa dan menjadi pengingat bahwa bakat sejati dapat ditemukan di mana saja, terlepas dari latar belakang atau status sosial.

)**sight

By Redaksi

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *