Delapanplus, KOTABARU – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kotabaru terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung program ketahanan pangan nasional melalui berbagai upaya inovatif. Mulai dari optimalisasi lahan dengan menanam berbagai jenis sayuran hingga budidaya ikan lele, Lapas Kotabaru berusaha untuk berkontribusi dalam mendukung Asta Cita Presiden RI, Prabowo Subianto, serta implementasi 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, melalui pemberdayaan warga binaan.
Pada bulan terakhir, Lapas Kotabaru berhasil melakukan panen hasil pertanian yang cukup signifikan. Beberapa hasil panen meliputi sekitar 1 kwintal kangkung, 15 kg kacang panjang, 20 kg terong, serta 100 pcs tanaman hidroponik seperti selada dan pakcoy. Di sektor perikanan, keberhasilan juga tercatat dengan panen ikan lele sebanyak 50 kg. Keberhasilan ini membuktikan bahwa meski dengan keterbatasan lahan, Lapas Kotabaru dapat mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Kepala Lapas Kotabaru, Doni Handriansyah, mengungkapkan bahwa program ketahanan pangan ini merupakan bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan nasional dan pemberdayaan warga binaan. “Kami terus mengembangkan program pertanian dan perikanan untuk mendukung ketahanan pangan. Ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan internal, tetapi juga untuk membekali warga binaan dengan keterampilan yang berguna setelah mereka kembali ke masyarakat,” ujarnya.
Sebagai bagian dari inovasi sektor perikanan, Lapas Kotabaru menerima bantuan 20.000 bibit ikan lele dari Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin, yang kemudian dibudidayakan dengan metode yang ramah lingkungan. Sektor pertanian juga mendapat bantuan dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang memberikan pendampingan mengenai teknik budidaya yang efektif, penggunaan pupuk yang tepat, dan pengendalian hama secara ramah lingkungan.
“Optimalisasi lahan terbatas telah membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk menciptakan ketahanan pangan yang mandiri. Kami akan terus meningkatkan inovasi dan memperluas jenis tanaman yang dibudidayakan agar hasilnya semakin maksimal,” tambah Doni Handriansyah.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kalimantan Selatan, Mulyadi, juga memberikan apresiasi atas keberhasilan program ini. “Program ketahanan pangan di Lapas Kotabaru adalah contoh nyata bagaimana pembinaan yang baik dapat menghasilkan manfaat luas, tidak hanya bagi warga binaan tetapi juga bagi lingkungan sekitar. Saya berharap inovasi ini terus dikembangkan,” ujar Mulyadi.
Mulyadi juga menekankan pentingnya kesinambungan dan pengembangan program ini. “Kami akan terus mendorong lapas-lapas di Kalimantan Selatan untuk memanfaatkan lahan yang ada secara optimal. Dengan pembinaan yang terarah dan dukungan dari berbagai pihak, saya yakin program ketahanan pangan di lingkungan pemasyarakatan dapat semakin berkembang,” tambahnya.
Dengan berbagai langkah konkret ini, Lapas Kotabaru bukan hanya berperan sebagai lembaga pembinaan, tetapi juga turut serta dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan dan memberdayakan warga binaan agar lebih siap menjalani kehidupan setelah bebas. (MY)