Jakarta (Delapanplus) :
Aktris senior Meriam Bellina baru-baru ini mengungkapkan sisi emosional dan rapuh yang jarang terlihat dari dirinya. Dalam tayangan FYP Trans7 yang tayang Selasa (8/4), Meriam tak kuasa menahan tangis saat menceritakan kondisi kesehatannya yang mengharuskannya memasang ring jantung.
Langkah medis tersebut diambil setelah ia mengalami serangan jantung di penghujung tahun lalu. Padahal, selama ini Meriam dikenal sebagai sosok yang sangat menjaga kesehatan dan gemar berolahraga.
“Kemarin pasang ring, aku ke rumah sakit jantung,” ungkap Meriam dengan suara terbata.
Keputusan untuk memasang ring jantung ini diambil Meriam setelah menjalani serangkaian pemeriksaan medis atau medical check-up. Meski keputusan itu datang dari dirinya sendiri, ia tidak bisa menutupi rasa takut yang mendalam.
“Takut… macam-macam,” kata Meriam sambil menangis. Ia mengaku takut merasa lemah dan tidak bisa lagi aktif seperti dulu.
Sebagai aktris dengan mobilitas tinggi, Meriam mengibaratkan dirinya seperti kuda lumping—tak bisa diam. Ia menyukai aktivitas fisik, termasuk naik gunung. Namun kini, impian untuk menaklukkan puncak gunung harus dikubur sementara.
“Aku gila naik gunung. Kalau pun boleh, kata dokter nggak boleh tinggi-tinggi,” keluhnya.
Masalah kesehatan ini sebenarnya bermula dari diagnosa yang terlambat. Saat pertama kali merasakan gejala, Meriam langsung dilarikan ke IGD. Namun, ia hanya didiagnosis mengalami GERD dan diberi obat lambung. Sayangnya, kondisi jantungnya luput dari perhatian awal.
Baru beberapa jam setelah kedatangannya ke rumah sakit, dokter akhirnya melakukan pemeriksaan EKG dan menemukan bahwa Meriam telah mengalami serangan jantung.
“Penanganan EKG-nya telat. Padahal ada golden hour,” terang putranya, Nigel Philo.
Istilah golden hour dalam dunia medis merujuk pada periode krusial satu jam pertama setelah serangan jantung, stroke, atau trauma berat terjadi. Jika penanganan dilakukan dalam waktu tersebut, potensi keselamatan pasien bisa meningkat drastis. Bahkan, lebih dari 50% kematian akibat serangan jantung bisa dicegah jika pertolongan datang dalam golden hour.
Kisah Meriam Bellina menjadi pengingat penting bagi publik akan pentingnya mendeteksi gejala penyakit jantung sedini mungkin. Terutama, karena gejalanya kerap mirip dengan gangguan pencernaan seperti GERD. Kesalahan diagnosa bisa berakibat fatal jika tidak segera dikoreksi.
Di tengah ketakutannya, Meriam tetap menunjukkan semangat untuk pulih. Ia berharap bisa kembali menjalani gaya hidup aktif yang selama ini menjadi bagian dari jiwanya.
Dengan pengalaman pahit ini, Meriam Bellina berharap masyarakat bisa lebih waspada dan tidak meremehkan gejala yang muncul. Karena seperti dirinya, bahkan seseorang yang terlihat bugar dan sehat pun bisa terkena serangan jantung.
)**Don