“Mangku Pocong” Teror Mistis yang Menggugah Nurani di Tengah Ambisi Duniawi

Jakarta(Delapanplus) :

Mangku Pocong, tidak hanya memenuhi ekspektasi genre horor, tetapi juga menyodorkan cerita yang relevan dan menggugah. Bagi pencinta film horor lokal, Mangku Pocong adalah tontonan wajib yang akan membawa kita merenung: apakah kekayaan sepadan dengan harga yang harus dibayar?

Mangku Pocong bukan hanya film horor, melainkan cerminan nyata tentang batas tipis antara ambisi dan kehancuran. Dengan kekuatan cerita, akting yang memikat, serta kisah mistis di balik layar, film ini siap mencetak jejak kuat di dunia perfilman Indonesia. Jangan lewatkan penayangannya di bioskop mulai 24 April 2025.

Industri perfilman horor Indonesia kembali menggeliat dengan kehadiran film Mangku Pocong, sebuah karya terbaru yang siap menghantui bioskop Indonesia. Dengan mengangkat tema pesugihan dan pengorbanan keluarga demi kekayaan instan, film ini tidak hanya menawarkan teror supranatural, tetapi juga menyuguhkan refleksi moral yang mendalam.

Disutradarai oleh Chiska Doppert dan diproduksi oleh Ferry Anggriawan Virgo Putra bersama Rumpi Entertainment, Mangku Pocong tampil sebagai representasi horor lokal yang kaya akan nuansa spiritual dan budaya Indonesia.

Sejak awal, film ini sudah menjanjikan pengalaman sinematik yang menggetarkan. Berlatar di sebuah kota yang dikenal dengan praktik ilmu hitam, narasi Mangku Pocong memperlihatkan bagaimana ambisi manusia terhadap materi dapat mengantarkannya pada kehancuran.

Transisi cerita yang halus membawa penonton menelusuri perjalanan sebuah keluarga yang tergoda melakukan perjanjian gaib demi kekayaan. Di sinilah film ini menunjukkan kelasnya—tidak sekadar mengandalkan jump scare, tetapi menyisipkan pesan moral yang kuat tentang pentingnya doa, nilai kekeluargaan, dan kewaspadaan terhadap godaan.

Diperkuat oleh penampilan aktor-aktor berbakat seperti Samuel Rizal, Jevan, Nathio, Ajeng, hingga Wanda Hamidah, film ini mampu menyentuh sisi emosional dan spiritual penonton. Salah satu momen paling mengesankan datang dari pengalaman Samuel Rizal yang mengaku kerasukan saat syuting, bahkan berbicara dalam bahasa Jawa kuno. Kesaksian ini menambah lapisan mistis pada film yang sejak awal memang dipenuhi aura misteri.

Lebih dari sekadar akting, para pemain menunjukkan totalitas luar biasa. Mereka rela menjalani transformasi fisik hingga mendalami ajaran spiritual demi menghidupkan karakter dengan autentik.

Proses produksi pun tak lepas dari cerita mistis, terutama ketika syuting dilakukan di rumah tua peninggalan Belanda yang diyakini angker. Gangguan gaib seperti penampakan hingga kerasukan menjadi bagian dari perjalanan panjang yang membentuk atmosfer mencekam film ini.

Secara sinematik, Mangku Pocong berhasil menghadirkan horor yang berakar pada mitos lokal, dengan visual yang mendukung kesan kelam dan intens.

Tata suara dan pencahayaan turut memperkuat suasana, menjadikan setiap adegan terasa hidup dan menegangkan.

)**Don

By Redaksi

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *