Cegah Stunting dari Madiun : Selamatkan 1000 Hari Pertama, Amankan Masa Depan Bangsa

Madiun (Delapanplus) :

Bahaya stunting tidak bisa lagi dianggap remeh. Di tengah upaya mewujudkan “Indonesia Emas 2045”, Kota Madiun bergerak cepat. Melalui Fasilitasi Teknis Program Bangga Kencana yang digelar di Gedung Serbaguna Kecamatan Manguharjo pada 27 April lalu, berbagai elemen masyarakat bersatu dalam satu misi penting: menyelamatkan generasi penerus dari ancaman stunting yang mematikan masa depan.

Kegiatan ini bukan acara seremonial biasa. Hadir langsung sejumlah tokoh strategis, seperti Sam’ani Kurniawan, S.KM., M.KM. (Tenaga Ahli DPR RI M. Yahya Zaini), Taufik Daryanto, S.Psi., M.Sc. (Penata Kependudukan dan KB Provinsi Jatim), dan Suryanto, SE., M.Si. (DPPKBP3A Kabupaten Madiun). Mereka membawa pesan yang sama: stunting harus dicegah—sekarang juga.

1000 Hari yang Menentukan Segalanya

Dalam pemaparannya, Sam’ani Kurniawan menegaskan bahwa 80% otak anak terbentuk dalam 1000 hari pertama kehidupannya. Ini adalah masa emas, sekaligus masa kritis. Jika anak tidak mendapat asupan gizi dan stimulasi yang memadai sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun, dampaknya bisa tragis: gangguan perkembangan otak, rendahnya kecerdasan, bahkan kematian dini.

Ironisnya, stunting bukan hanya soal tinggi badan. Ini soal kualitas hidup, kemampuan bersaing, dan masa depan bangsa. Dan angka stunting di Indonesia masih mencemaskan.

Genting Jadi Kunci Perubahan

Sebagai respons, pemerintah menggulirkan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting). Program ini mendorong masyarakat untuk terlibat langsung dalam pencegahan stunting, terutama di keluarga rentan. Tidak hanya dengan dukungan gizi, tetapi juga lewat lingkungan yang sehat dan pengasuhan yang penuh kasih.

Dua Pilar Tamasya dan GATI

Upaya ini diperkuat dengan dua program andalan lainnya: Taman Asuh Sayang Anak* (Tamasya) dan Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI).
Tamasya membantu orang tua membentuk pola asuh yang lebih sehat, sementara GATI menegaskan peran penting ayah dalam tumbuh kembang anak dan pendampingan remaja. Keterlibatan emosional ayah terbukti meningkatkan kesejahteraan psikologis dan sosial anak secara signifikan.

Lansia Tak Ditinggalkan

Tak hanya fokus pada anak-anak, pemerintah juga memperhatikan kelompok usia lanjut melalui program Lansia Berdaya (Sidaya). Program ini membuktikan bahwa negara hadir untuk semua lapisan usia, menciptakan keadilan sosial dan memberdayakan lansia agar tetap produktif dan bermartabat.

Perjuangan melawan stunting bukan tugas pemerintah saja. Setiap orang tua, guru, tokoh masyarakat, bahkan kita semua, punya peran besar dalam memastikan anak-anak tumbuh sehat, cerdas, dan bahagia.

Jangan tunggu sampai terlambat. Mulailah dari rumah. Lindungi masa emas anak-anak kita. Cegah stunting hari ini—karena masa depan Indonesia sedang bertaruh.

)**Nawasanga

By Redaksi

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *