Pentingnya 1.000 Hari Pertama Kehidupan: Investasi Cerdas Cegah Stunting dan Ciptakan Generasi Unggul

Kalimantan Barat (Delapanplus) :

Dalam rangka sosialisasi dan Kie Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Provinsi Kalimantan Barat. Kamis, 12 Juni 2025, Graha Sukimin Center, Kec.Naga Pinoh, Kab. Melawai.

Hj.Endang Susilowati S.Sos, MAP. (Plt.Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan’ dan Perlindungan Anak / DP2KBP3A Kab.Melawai). menekankan pada info terkini dari ranah keluarga Indonesia menyorot kembali urgensi masa emas tumbuh kembang anak, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan. Masa ini bukan hanya tentang waktu—tetapi momentum krusial yang menentukan arah kualitas masa depan buah hati.

Sejauh ini, Ir.Aulia Arfiansyah Arief MSI, Penata KKB Ahli Madya BKKBN Provinsi Kalbar dan H.Alifudin SE, MM, Anggota Komisi IX DPR RI, turut mengamini terkait proses tersebut.

Lebih jauh, memiliki anak yang sehat, pintar, dan tumbuh optimal tentu menjadi impian setiap pasangan suami istri. Namun, mimpi itu tak hadir begitu saja. Perlu kesadaran, komitmen, dan peran aktif dari orang tua sejak dini.

Lantas apa itu 1.000 hari pertama kehidupan? bagi  Hj.Endang Susilowati S.Sos, MAP. adalah periode emas sejak janin mulai tumbuh di dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun.

Pada masa ini, otak berkembang sangat pesat, organ-organ tumbuh sempurna, dan fondasi karakter serta kecerdasan dibentuk. Di sinilah orang tua memegang kendali penuh untuk memastikan segala aspek tumbuh kembang anak terpenuhi: mulai dari genetik, gizi, hingga pengasuhan dan kasih sayang.

Konsep Asah, Asih, Asuh: Fondasi Tumbuh Kembang Optimal

Tiga elemen utama yang sering digaungkan sebagai pondasi tumbuh kembang anak adalah Asah, Asih, dan Asuh.

Asuh, berfokus pada kebutuhan fisik dan kesehatan anak: seperti pemberian ASI eksklusif, asupan gizi seimbang, imunisasi lengkap, serta kebersihan diri dan lingkungan. Ini semua adalah perlindungan pertama dari bahaya stunting.

Asih, menyentuh sisi emosional dan kasih sayang. Sentuhan hangat, pelukan, dan komunikasi penuh cinta akan mempengaruhi stabilitas emosi anak di kemudian hari.

Asah , merangsang kecerdasan dan kreativitas melalui stimulasi mental seperti bermain, membaca bersama, atau bernyanyi. Inilah cikal bakal proses belajar yang akan membentuk kemampuan berpikir si kecil.

Peran Orang Tua dan Lingkungan: Sinergi yang Menyelamatkan Generasi

Membangun generasi berkualitas tak bisa hanya dibebankan pada orang tua. Dukungan sosial dari lingkungan sekitar sangat dibutuhkan. Ikut serta dalam program Keluarga Berencana (KB) bukan hanya tentang pengaturan kelahiran, tapi juga soal kesiapan lahir batin untuk menyambut buah hati secara ideal.

Masyarakat juga dapat bergabung dalam kegiatan Tri Bina (Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, dan Bina Keluarga Lansia) untuk memperkuat edukasi lintas usia. Menjadi orang tua asuh cegah stunting, ikut dalam dapur sehat, kesehatan dan menyebarkan edukasi tentang gizi serta pola asuh yang benar adalah langkah konkret yang bisa dilakukan oleh siapa saja.

Masa Depan Anak, Tanggung Jawab Kita Bersama

Tumbuh kembang anak bukan sekadar proses alamiah, tapi investasi jangka panjang yang menentukan arah bangsa. Peran aktif semua elemen—orang tua, keluarga, kader kesehatan, hingga komunitas—akan menjadi pelindung masa depan anak-anak Indonesia.

Karena pada akhirnya, stunting bukan takdir, tapi bisa dicegah, jika kita semua sadar bahwa masa depan bukan dimulai dari hari ini—namun dari 1.000 hari pertama kehidupan.

Mari jaga, rawat, dan cerdaskan generasi dengan cinta, ilmu, dan kesadaran. Karena di balik senyum kecil mereka, ada harapan besar bangsa yang sedang bertumbuh.

)**Nawasanga

By Redaksi

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *