Delapanplus.com – Albert Tanabe kembali mempertegas identitas musikalnya lewat perilisan EP Pendar di Matamu, yang resmi hadir di seluruh platform musik digital sejak 6 Desember 2025. EP ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan karier Albert sebagai musisi independen, sekaligus ruang eksplorasi emosional yang lebih personal dan jujur.
Mini album tersebut memuat tiga lagu utama, yakni Tak Lagi Menjadi, Pendar di Matamu, dan Walau Tuk Sementara, dengan satu versi tambahan extended version. Ketiganya disusun sebagai satu kesatuan cerita tentang cinta, perpisahan, dan kehilangan, tema yang selama ini lekat dengan karakter karya-karya Albert Tanabe.
EP Pendar di Matamu dirancang sebagai trilogi patah hati. Lagu pembuka Tak Lagi Menjadi menggambarkan fase kehilangan ketika seseorang belum sepenuhnya mampu merelakan. Cerita kemudian bergerak ke Pendar di Matamu, yang menyoroti rasa sakit mencintai seseorang yang perasaannya telah berubah. Sementara Walau Tuk Sementara menjadi penutup yang lebih dewasa, membicarakan keikhlasan dalam menerima bahwa cinta, sekuat apa pun, bisa saja berakhir.

Dari ketiga lagu tersebut, Walau Tuk Sementara dipilih sebagai fokus utama EP. Selain karena musikalitasnya yang mudah diterima, lagu ini dinilai merepresentasikan pesan paling utuh tentang keberanian menghadapi kehilangan dan menghargai momen selama masih diberi waktu bersama.
Tak hanya mengandalkan kekuatan audio, Albert Tanabe juga mengembangkan EP ini lewat pendekatan visual. Video klip Pendar di Matamu telah lebih dulu dirilis pada 11 Desember 2025 melalui kanal YouTube resminya. Selanjutnya, dua video klip lain akan diluncurkan secara berkala, mengikuti urutan cerita yang sama seperti di dalam lagu, hingga membentuk satu narasi visual yang utuh.
Dalam proses kreatifnya, Albert Tanabe memilih jalur produksi yang lebih minimalis. Ia sengaja menghindari aransemen yang terlalu kompleks demi menghadirkan lagu-lagu yang terasa dekat dan mudah dirasakan pendengar. Pendekatan ini sekaligus menjadi tantangan tersendiri, karena kesederhanaan justru menuntut ketepatan dalam memilih bunyi dan emosi yang ingin disampaikan.
EP Pendar di Matamu juga menjadi momen kembalinya Albert Tanabe ke proses penulisan lagu setelah cukup lama vakum mencipta. Seluruh materi dalam EP ini merupakan karya baru yang lahir dari penggalian ulang memori, pengalaman cinta, dan refleksi personal sang musisi.

Ke depan, Albert Tanabe telah menyiapkan agenda showcase khusus untuk memperkenalkan EP ini secara langsung kepada publik. Showcase tersebut direncanakan berlangsung pada Januari 2026, sekaligus membuka kemungkinan tur promosi ke sejumlah kota bersama musisi lain.
Dengan perilisan Pendar di Matamu, Albert Tanabe kembali menawarkan karya yang bukan sekadar lagu tentang romansa, tetapi juga ruang bagi pendengar untuk berdamai dengan kehilangan. EP ini kini telah tersedia di seluruh platform musik digital, sementara rangkaian video klipnya akan terus melengkapi kisah patah hati yang disajikan secara utuh baik lewat bunyi maupun visual.(dons)
