Jakarta (DelapanPlus) :
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan urban, secercah empati hadir. Tanpa banyak suara, Ryana, seorang pekerja profesional yang berkiprah di Singapura dan dikenal sebagai sosialita, memilih jalan sederhana namun bermakna. Yakni melalukan Jumat Berkah di wilayah Tegal Parang Jakarta Selatan, dengan cara berbagi terhadap sesama yang saling membutuhkan.
Langkah ini lahir dari kepekaan hati, bukan dari gemerlap status, melainkan dari kesadaran bahwa di sekitar kita masih banyak tangan yang menunggu uluran.
Melalui komunikasi yang terjalin dengan tim jurnalis, Ryana menyampaikan kegelisahannya saat melihat realitas sosial di Jakarta.

Di balik gedung-gedung tinggi, masih ada mereka yang berjuang memenuhi kebutuhan dasar. Dari sanalah tekad itu tumbuh—menyisihkan sebagian rezeki untuk Jumat Berkah, sekecil apa pun, namun konsisten dan penuh makna.
Program ini tidak sekadar berbagi materi. Ia membawa pesan kemanusiaan yang hangat: bahwa jarak negara tidak memutus kepedulian, dan kesibukan kerja tidak menghalangi empati.
Ryana pun menegaskan bahwa perjuangan hidup di negeri orang bukan alasan untuk menutup mata. Justru dari sanalah, kepedulian menemukan bentuknya—nyata dan membumi.

Pelaksanaan Jumat Berkah difokuskan pada warga yang membutuhkan di Tegal Parang, Jakarta Selatan. Bantuan disalurkan dengan pendekatan humanis, menyentuh langsung, dan menjaga martabat penerima.
Karena di setiap bingkisan bukan hanya isi, melainkan harapan; bukan sekadar bantuan, melainkan doa yang berjalan.
Inisiatif ini menjadi pengingat kuat bahwa perubahan sosial tidak selalu dimulai dari program besar. Ia bisa bermula dari niat tulus, aksi kecil, dan keberanian untuk peduli.
Ryana membuktikan, menjadi sosialita sejati bukan soal sorotan, melainkan tentang kebermanfaatan.

Pada akhirnya, Jumat Berkah yang digagas Ryana adalah cermin nilai kemanusiaan yang utuh—diam-diam bekerja, konsisten berbagi, dan tegas menolak apatis. Sebuah penutup yang menohok sekaligus menggetarkan: ketika empati bergerak, kemanusiaan menemukan jalannya, dan kita semua dipanggil untuk tidak sekadar melihat, tetapi ikut berbuat.
Semoga langkah ini menular, menguatkan, dan menghidupkan kembali makna berbagi yang sesungguhnya—karena kebaikan, sekecil apa pun, selalu punya gema yang panjang.
)**Yuri/ Foto Ist
