Delapanplus.com – Jakarta,
Lawyer atau pengacara adalah salah satu profesi yang tidak mudah untuk diraih. Selain sekolah hukum yang terkenal sulit, dengan buku-buku tebal hukum pidana dan hukum perdatanya, pengacara juga harus melalui serangkaian pendidikan untuk mendapatkan lisensi menjadi advokat.
Namun, pengacara juga bisa membantu banyak permasalahan orang lain yang terkait dengan hukum. Demikian dikutip (26/05), dari salah satu pengacara dari Bandung yang menarik perhatian, Benny Wullur.
Bersama Indari Mastuti, CEO Indscript Creative, Benny Wullur menceritakan kisahnya dari orang yang biasa biasa saja menjadi orang luar biasa.
Kini, Benny Wullur bermetamorfosa menjadi salah satu pengacara yang berpengaruh di Kota Bandung dan sudah mempunyai firma hukum sendiri.
Lalu, bagaimana kisah Benny Wullur hingga menjadi seorang lawyer?
Benny Wullur lahir dari keluarga sederhana. Bapaknya bekerja sebagai karyawan biasa, walaupun mempunyai kemampuan lima bahasa. Sayang sekali, rasa minder yang dimiliki membuat bapaknya tidak bisa mengembangkan dan menggunakan kemampuan lima bahasanya.
Jadi, bapaknya hanya bekerja sebagai karyawan. Saat Benny Wullur masih duduk di Sekolah Dasar (SD) Bapaknya terkena PHK,sehingga ibunya harus mencari nafkah dengan bekerja sebagai Sales.
Sales buku, sales panci, atau sales apa saja untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Di tahun 2010 Bapaknya meninggal dunia.
Saat melihat Mike Tyson di televisi, Benny Wullur ingin menjadi seorang petinju. Benny Wullur kemudian mempelajari berbagai macam seni bela diri, mulai dari taekwondo, judo, jujitsu, kateda, dan silat.
Namun, kegiatan mengikuti banyak seni bela diri membuat nilai akademiknya anjlok. Banyak nilai merah di rapor hingga ibunya dipanggil ke sekolah.
Benny Wullur mengurungkan niatnya menjadi petinju. Akan tetapi, apa yang dipelajarinya tidak sia-sia.
Dari belajar seni bela diri, Benny Wullur dapat melakukan teknik penyembuhan dengan tenaga prana sehingga bisa mendapat uang jajan.
Ketika masuk jurusan IPS, prestasi Benny Wullur meningkat hingga sepuluh besar, sehingga dia memutuskan untuk kuliah hukum. Setelah lulus hanya dalam waktu 3,5 tahun,dia tidak langsung mendapat pekerjaan sesuai bidangnya.
Akhirnya Benny Wullur bekerja di pabrik sebagai operator produksi.
Setelah menjadi karyawan pabrik, Benny Wullur pernah memberikan beberapa inovasi untuk menghindari kecurangan dalam pabrik. Karena kejujurannya, Benny ditawari untuk menjadi Direktur Operasional.
Dia mengikuti beberapa training untuk pekerjaannya. Dalam training tersebut, Benny dilatih untuk tidak boleh minder, dan harus percaya diri dalam melakukan pekerjaan.
Tahun 2002, Benny Wullur mengikuti pendidikan advokat, dan lulus. Muncul keinginan dalam dirinya untuk menjadi lawyer setelah melihat para advokat yang wara wiri di televisi.
Namun, pihak pabrik tidak mengizinkan, karena Benny sudah ditraining untuk menjadi Direktur Operasional. Suatu ketika, ada kasus tentang dokter yang dituduh menganiaya seorang pengacara.
Tidak disangka, Benny memenangkan kasus tersebut dan beritanya masuk koran. Padahal pengacara yang jadi lawannya termasuk pengacara kondang pada waktu itu. Berita ini sampai juga ke pihak pabrik.
Tahun 2004, terjadi masalah besar di pabrik. Salah satu lawyer ternama menuntut, sehingga pabrik terancam ditutup.
Benny Wullur melihat ada celah kesalahan yang dilakukan pengacara lawan, sehingga Benny dapat memenangkan kasus tersebut. Pabrik merasa berterima kasih padanya. Saat pengacara lain tidak bisa membantu, Benny justru menuntaskan masalah tersebut tanpa meminta imbalan.
Oleh karenanya, pihak pabrik akhirnya mengizinkan Benny menjadi lawyer, dan pabrik menjadi klien tetapnya.
Itulah kisah Benny Wullur, dari orang biasa yang menjadi luar biasa. Benny Wullur tidak hanya menjadikan profesinya sebagai pengacara untuk mencari keuntungan saja, tetapi juga untuk membantu orang lain menyelesaikan masalah, bahkan tanpa harus di bayar, seperti kisah Benny Wullur dengan pabrik tempatnya bekerja.
)**Git/ ist