Kemelut Yayasan Peduli Kemanusiaan: Donasi Rp1,3 Miliar dan Konflik Internal

Jakarta (Delapanplus) : 

Masalah donasi sebesar Rp1,3 miliar di Yayasan Peduli Kemanusiaan terus menjadi perhatian publik. Meski dana tersebut sudah disalurkan untuk korban bencana alam di Nusa Tenggara Timur, konflik internal antara Plt. Ketua Yayasan Garry Julian dan pendiri yayasan, Pratiwi Noviyanthi, semakin memanas.

Perselisihan semakin jelas terlihat setelah Garry mengungkapkan keluhan di akun TikTok-nya. Ia membeberkan bukti kurang lancarnya komunikasi dengan Teh Novi, yang menjadi salah satu alasan keputusannya untuk mundur setelah audit selesai.

“Ini masalah internal antara pengurus lama dan pengurus baru. Faktanya memang ada intervensi. Tapi, gue akan menyelesaikan semuanya sampai akhir,” ujar Garry, Jumat (17/1/2025).

Pernyataan ini memicu perdebatan di kalangan warganet. Beberapa mendukung Novi, sementara yang lain berada di pihak Garry.

 

Sentilan Nikita Mirzani

Nama Nikita Mirzani kembali muncul di tengah konflik ini. Ia sebelumnya pernah menyentil Novi terkait cara publikasinya dalam membantu orang. Menurut Nikita, tindakan Novi sering dianggap berlebihan karena selalu dipublikasikan melalui YouTube.

“Si Novi ini pengin cari panggung terus. Nggak semua bantuan harus dimasukin ke YouTube,” tegas Nikita dalam siaran langsungnya.

Selain itu, Nikita juga sempat mengusulkan agar dana donasi dialihkan untuk korban bencana alam. Ide ini ternyata diadopsi oleh Denny Sumargo dan Garry sebagai solusi untuk meredakan konflik.

Audit dan Pengunduran Diri Garry

Garry mengonfirmasi akan tetap menjalankan tugasnya hingga proses audit selesai. Setelah itu, ia berencana mundur dari jabatannya di yayasan.

Langkah ini menunjukkan bahwa konflik internal yang terjadi tidak hanya berfokus pada pengelolaan dana, tetapi juga menyangkut kepercayaan dan komunikasi antar pengurus yayasan.

Kemelut di Yayasan Peduli Kemanusiaan menjadi pelajaran penting dalam pengelolaan organisasi sosial. Transparansi, komunikasi, dan pengelolaan konflik menjadi kunci untuk menjaga kepercayaan publik.

Bagi masyarakat, hal ini menjadi pengingat untuk selalu bijak dalam menilai situasi dan tetap mendukung tujuan utama, yaitu membantu sesama.

)**Don

By Redaksi

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *