Karanganyar, Delapanplus.com –
Program Pembangunan Desa Sehat (PPDS) dengan pemberdayaan penyandang disabilitas anak dengan pendekatan interprofessional collaboration, merupakan kolaborasi Poltekkes Solo dengan Poltekkes Jakarta I, di Komunitas Forum Buah Hati Intan Pari, Desa Wonolopo, Tasik Madu, Karanganyar, Jawa Tengah, Ahad (1/9/2024).
“Kegiatan kami mengimplementasikan ilmu dari dosen di Poltekkes Kemenkes Solo dan Poltekkes Jakarta 1 dalam rangka memberikan tindak evaluasi penyuluhan dan pemberian alat bantu kepada disabilitas khususnya anak,” jelas Ketua PPDS Dr. Nur Rachmat.
Program Pemberdayaan ini dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat agar membantu anak-anak berkebutuhan khusus hingga dapat meningkat kemandiriannya, lanjut Nur Rahmat.
Dan kegiatan ini dilangsungkan selama satu tahun setiap bulannya sejak bulan Januari 2024 lalu. Dalam pemberdayaan tersebut diberikan juga penyuluhan hingga alat bantu untuk anak disabilitas, tambahnya.
Hingga kini sudah terdapat 53 alat bantu anak disabilitas yang diberikan. Diberikannya alat tersebut diharapkan dapat mengkoreksi kaki anak yang disabilitas.
“Sejak Januari ada 53 seperti kafo ( alat bantu berjalan ) untuk anak anak ganguan tumbuh kembang kaki ada juga insole pelapis sepatu bagi anak yang kaki datar,” katanya lagi. Selain pada kesempatan ini pula diberikan sumbangan buku Panduan Kesehatan Gigi untuk pengasuh yang akan menjadi kader / pendamping anak disabilitas.
Perlu diketahui pula bahwa kegiatan tersebut melakukan dua hal. Yakni Program Edukasi Kesehatan berupa penyuluhan dan peragaan menggosok gigi bagi anak disabilitas oleh Dr Jusuf Kristianto, dan Program Pembuatan jamu dan Pemanfaatan bahan alam untuk peningkatan imunitas pada anak disabilitas berupa pembuatan es krim hingga camilan sehat oleh Dr Indri Kusuma Dewi.
Salah seorang pemateri penyuluhan pembuatan jamu Dr Indri Kusuma Dewi mengatakan penyuluhan membuat es krim kelor dan dimsum kelor diharapkan dapat meningkatkan imun anak disabilitas. Hal tersebut guna mengantisipasi banyak kasus anak yang mengalami diabetes.
“Kami memanfaatkan kekayaan alam Indonesia salah satunya adalah kelor di mana kelor punya manfaat luar biasa untuk peningkatan imun pada anak,” ujarnya.
“Kasus anak disabilitas diharapkan memanfaatkan barang pangan fungsional berbahan kelor punya sistem imun yang bagus dan kita menginovasikan dalam bentuk pangan fungsional yang bisa dimanfaatkan setiap saat seperti contohnya es krim kelor coklat, dimsum kelor, dan sereal kelor,” jelas Indri lebih jauh.
)**D.Junod