Mahasiswa Poltekkes : Kupas Tuntas Penanggulangan Bencana Sejak Dini, Membangun Generasi Tanggap dan Siap Hadapi Krisis

Jakarta (Delapanplus) : 

Workshop Poltekkes Jakarta bakal digelar bersama Dr.Jusuf Wildan, A.Per.Pen, MPD, yang akan membekali mahasiswa dengan ilmu manajemen bencana—dari mitigasi, evakuasi, hingga pemulihan pasca-krisis kesehatan.

Workshop ini bukan hanya untuk mengisi kurikulum. Lebih dari itu, ini adalah investasi jangka panjang: mencetak generasi tenaga kesehatan yang sigap, tangguh, dan humanis.

Lewat pemahaman menyeluruh yang diperoleh selama workshop, para mahasiswa kini dapat memegang bekal awal yang penting dalam penanggulangan krisis kesehatan yang berfokus pada penyelamatan nyawa dan keberlanjutan kehidupan.

Kapan Bencana Datang !?

Perlu diketahui bahwa tak ada yang bisa memprediksi kapan bencana datang. Namun, satu hal yang pasti: kita bisa belajar untuk lebih siap.

Inilah semangat yang dibawa oleh Dr. Jusuf Wildan, A.Per.Pem, MPD, dosen Manajemen Bencana di Poltekkes Jakarta, dalam membimbing para mahasiswa pada sebuah workshop intensif bertema penanggulangan krisis kesehatan pada bencana.

Gaya penyampaian yang lugas namun membumi, Dr. Jusuf Wildan —yang juga pernah mendapatkan pelatihan dari Markas Besar PMI dan Pusat Krisis Kesehatan DKI Jakarta—mengajak para peserta menyelami strategi-strategi penting dalam menghadapi situasi darurat, dari A hingga Z.

Belajar Langsung Tidak Hanya Teori, Tapi Juga Praktik

Workshop ini bukan sekadar kuliah biasa. Mahasiswa diajak memahami perencanaan mitigasi, kontinjensi, hingga operasi pemulihan dalam menghadapi bencana.

Menurut Dr. Jusuf Wildan kesiapan dimulai dari pemahaman menyeluruh, “Mereka harus bisa menyusun rencana, menganalisis risiko, dan tahu apa yang harus dilakukan sebelum, saat, dan sesudah bencana,” jelasnya.

Sesi demi sesi dijalani dengan serius, mulai dari analisis risiko bencana, kesiapsiagaan, hingga sistem kewaspadaan dini.

Mahasiswa juga diajak untuk mengenal Rapid Health Assessment serta proses evakuasi korban secara sistematis dan aman, dengan konsep triage dan stabilisasi yang terukur.

Kelompok Rentan dan Kebutuhan Jangka Panjang

Dan pada umumnya, bencana tidak berdampak secara merata. Sehingga kelompok rentan seperti wanita hamil, anak-anak, lansia, serta penyandang disabilitas dan penyakit kronis memerlukan perhatian lebih.

Dr. Jusuf Wildan menekankan pentingnya pendekatan holistik yang mencakup pemenuhan kebutuhan jangka panjang bagi mereka.

Selain itu, mahasiswa juga dikenalkan dengan strategi penanganan korban trauma, pemulihan kondisi pengungsi, hingga potensi Kejadian Luar Biasa (KLB) pasca-bencana.

Sistem Informasi dan Komunikasi Krisis

Namun demikian, tak kalah penting, mahasiswa juga dikenalkan pada sistem informasi dan komunikasi yang vital dalam manajemen bencana.

Hal ini mencakup pengumpulan dan penyajian data, serta bagaimana informasi disampaikan dengan tepat waktu untuk mendukung keputusan yang cepat dan akurat.

Sekaligus ini menjadi salah satu poin penting dalam strategi penanggulangan krisis kesehatan terpadu.

“Komunikasi adalah nyawa saat bencana. Jika informasi salah atau lambat, nyawa taruhannya,” ujar Dr. Jusuf Wildan.

Siap Siaga Hari Ini, Menyelamatkan Esok Hari

Tidak ada yang berharap bencana datang. Tapi jika itu terjadi, akan lebih baik jika sudah siap.

Workshop ini menjadi bukti bahwa kesiapsiagaan bukan hanya urusan pemerintah, tapi juga tanggung jawab bersama.

Karena menjadi tenaga kesehatan bukan sekadar profesi, tapi panggilan untuk hadir di saat paling genting.

)**Djunod

By Redaksi

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *