Delapanplus.com – Bali,

Di tepian pantai Tabanan, Bali, Nuanu menjadi destinasi wajib yang menawarkan pengalaman transformasional visioner bagi mereka yang mencari perjalanan lebih bermakna di Bali. Sebuah pengalaman yang menggabungkan Seni, Budaya, Inovasi, dan Aspek Sosial.

Nuanu perwujudan inovasi, kolaborasi, dan perubahan global diatas area seluas 44 hektar. Wilayah kreatif wadah bagi komunitas dinamis di mana para Pencipta, Pemimpin, dan Decision Maker bertemu dan saling berkolaborasi untuk mendorong perubahan-perubahan positif.

“Visi kami melampaui sekadar sebagai wisata. Kami hadir untuk menciptakan ekosistem yang hidup, yang dirancang untuk mengilhami, menghubungkan, dan mendorong perubahan – perubahan positif. Kami sangat antusias untuk segera menunjukkan ke publik hasil dari empat tahun kontemplasi dan upaya kami dalam membangun wilayah kreatif ini.” ungkap Sergey Solonin, Pendiri Nuanu.

Nuanu ekosistem ruang terpadu yang didedikasikan bagi sektor Pendidikan, Seni dan Budaya, Kesehatan, Pengalaman, juga hunian yang terinspirasi alam.

Pemandangan pantai yang spektakuler dari Nyanyi Beach dan Luna Beach Club sebagai bagian dari destinasi tepi laut, dengan konsep beach club baru tentunya pengalaman tak tertandingi saat bersantai menikmati kuliner dan hiburan.

Labyrinth Collective yang menjadi wadah bagi para seniman dari berbagai disiplin untuk merasakan perjalanan transformasional dan eksplorasi kedalaman kreativitas pun hadir. Labyrinth Collective merupakan studio kreatif, galeri seni, pusat retret seniman, dan juga ruang serbaguna yang dirancang memanjakan pengalaman visual serta sensoris yang mendalam.

Sementara di ProEd Global School, pelajar dari segala usia dapat terlibat dalam lingkungan pendidikan yang dinamis, berfokus pada pengembangan holistik, mendorong keunggulan akademis, pembentukan karakter, dan juga kesadaran global.

Serangkaian instalasi seni monumental yang diperkaya oleh proyeksi pemetaan visual pun disuguhkan, salah satunya monumen Earth Sentinels, patung yang mengagumkan karya seniman Afrika Selatan, Daniel Popper, yang menjadi pengingat akan hubungan manusia dengan alam dan kemurniannya.

Menara Bhuma karya arsitek Prancis Arthur Mamou-Mani, yang terinspirasi dari rasio emas dan dibangun menggunakan kayu daur ulang dari jembatan kolonial tua serta eksterior dari rotan turut menginspirasi Nuanu.

Bhuma, yang berarti Bumi dalam bahasa Sanskerta, berfungsi sebagai simbol inspirasi dan kontemplasi.

Eco Path sebagai sebuah simbiosis seni dan alam yang menawarkan pengalaman audiovisual futuristik yang berlokasi di jantung Nuanu pun menambah pengalaman visual para pengunjung.

Begitu pula Harmony, sebagai sebuah kompleks kesehatan sosial dan kebugaran, hadir didedikasikan untuk kesehatan, penyembuhan, dan transformasi bagi jiwa yang dahaga pada ketenangan dan kebahagiaan.

Disisi yang berbeda, OSHOM Boutigue Hotel serta Taman Terra menawarkan pengalaman bagi pengunjung untuk merasakan relaksasi dan regenerasi yang dihadirkan lewat kearifan lokal Bali.

Tak heran bila, Nuanu sebagai lanskap budaya, didapuk menjadi tuan rumah sejumlah festival internasional, sebut saja seperti Festival Suara, sebuah perayaan tiga hari yang memadukan seni independen, musik, budaya, dan kesehatan & kebugaran (Wellness), 26 – 28 Juli, 2024.

CoinFest, Festival Web3 tahunan juga akan diadakan di Nuanu pada Agustus 2024.

DEEP, Festival Kesehatan untuk pemikir kreatif, visioner, dan seniman berlangsung pada Oktober 2024, dan sebagainya.

Disamping festival-festival di Nuanu diadakan sebagai perayaan keragaman musik, seni, dan teknologi global, dengan harapan mampu menarik pengunjung untuk hadir, terhubung, berpartisipasi, dan terinspirasi oleh komunitas-komunitas yang ada.

Pengalaman menarik ini dipastikan menanti para pengunjung yang datang kesana. Pengunjung Nuanu dapat merasakan beragam pengalaman menarik dengan kombinasi unik dari kreativitas, pengayaan budaya, dan kesadaran lingkungan.

“Perjalanan kami selama empat tahun terakhir ini telah menjadi sebuah perjalanan dinamis dari proyek proyek yang sejalan dengan visi kami tentang kehidupan yang harmonis. Selama periode inkubasi ini, kami telah bereksperimen dengan berbagai inisiatif, masing-masing berkontribusi pada komitmen kami untuk menciptakan komunitas yang dinamis yang selaras dengan alam, manusia, dan Sang Pencipta – sebuah prinsip yang sangat berakar pada filsafat Bali, Tri Hita Karana. Kami sangat antusias untuk menyambut pengunjung agar dapat merasakan ruang-ruang inovatif dan fasilitas kami secara langsung.” ungkap Ida Ayu Astari Prada, Brand Communications Director of Nuanu.

Inilah wujud kontribusi dalam perkembangan pasar properti Bali, dimana Nuanu berkolaborasi dengan berbagai pihak terkemuka yang berpengalaman membangun ruang rekreasi dan tempat tinggal untuk memastikan harmoni antara kehidupan perkotaan dan dunia alam.

Nuanu telah bermitra dengan Nuanu Property Group, UNIT Space, dan OXOLiving untuk membangun kompleks residensial elit berupa rumah rumah berbasis teknologi tinggi yang memungkinkan penghuni untuk merasakan perpaduan kemewahan modern dan gaya hidup berkelanjutan.

Nuanu telah merancang secara cermat agar selaras dengan etos kota kreatif. Seperti pada 2025 mendatang, Nuanu telah siap menyambut sejumlah pengalaman dan inisiatif menarik yang diharapkan lebih memperkaya Nuanu sebagai wilayah kreatif.

Seperti hadirnya, Eugene Museum, sebuah kolaborasi unik dengan seniman Jepang-Amerika, Eugene Kangawa. Didesain oleh arsitek ternama Indonesia, Andra Martin, museum ini menjadi wadah yang unik bagi para penggemar seni.

Museum yang dikurasi oleh Kangawa sendiri, menampilkan beragam koleksi karyanya yang mencerminkan tema jangka panjangnya tentang ‘Simbiosis’ yang mengintegrasikan cahaya alami yang berlimpah untuk menciptakan sebuah mahakarya yang memukau di lanskap dan fasilitas Nuanu.

Hadir pula ekosistem Nuanu, iFarm, sebuah sistem pertanian vertikal dalam ruangan yang didorong teknologi agrikultur mutakhir untuk menumbuhkan tanaman secara efisien berbasis teknologi multigreens.

The Head, ruang berbentuk spiral yang terinspirasi cangkang Nautilus, dirancang sebagai titik pertemuan antara kuliner, seni, kerajinan, dan kreativitas untuk membentuk pengalaman inklusif terdepan yang terbuka untuk semua usia.

Terkait tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) ke dalam model bisnisnya, lewat filosofinya yang menekankan pada persatuan, menghargai setiap individu dan kontribusi pemangku kepentingan dalam membentuk masa depan bersama untuk dampak dan perubahan yang bermakna.

Antara lain dengan mengalokasikan sejumlah profit tertentu ke Nuanu Social Fund (NSF) untuk mendorong perubahan sosial dan lingkungan yang positif.

Sekaligus memberdayakan komunitas dan menciptakan dampak kemasyarakatan yang nyata, menekankan pada kerjasama dan kolaborasi. Beberapa contoh proyek transformatif yang didukung NSF termasuk pendirian Pusat Pendidikan di Desa Beraban, Tabanan untuk memberdayakan anak-anak dengan keterampilan komputer, serta melestarikan Kesenian Gambang, alat musik Gamelan berusia 300 tahun, agar dikenal dan berkembang di kalnagan generasi sekarang.

)**Nawasanga

By Redaksi

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *