Pangalengan, Delapanplus.com –
Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Dito Ariotedjo, menegaskan bahwa Kemenpora akan terus mendorong penguatan cabang-cabang olahraga yang memerlukan pusat pelatihan khusus dan memiliki target untuk berprestasi di Olimpiade.
Pembangunan sarana prasarana olahraga di Indonesia tidak hanya berfokus pada sepak bola, tetapi juga pada cabang olahraga lain yang unggul dan penting untuk Olimpiade, salah satunya adalah atletik.
“Kita sudah membangun fasilitas atletik PB PASI, sementara fasilitas untuk badminton di Cipayung kemungkinan akan selesai tahun depan. Selain itu, kita juga sedang membangun Cibubur Youth Elite Sport Center, yang akan menjadi satu kompleks untuk 14 cabang olahraga,” tambah Menpora Dito Ariotedjo.
Dengan fasilitas yang sudah dibangun dan sumber daya manusia yang kita perkuat, kami berharap Olimpiade 2028 akan menjadi tonggak sejarah baru bagi Indonesia, jelasnya.
Menpora Dito Ariotedjo juga menyampaikan harapannya agar cabang olahraga atletik dapat memberikan kontribusi yang signifikan di Olimpiade mendatang.
“Kami berharap, dengan format baru PON yang berorientasi pada Olimpiade, atletik ke depannya bisa memberikan kontribusi lebih banyak untuk Olimpiade di masa mendatang,” jelasnya.
Seperti diketahui, Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo, bersama Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI), Luhut Binsar Pandjaitan, meresmikan Pusat Pelatihan Atletik PB PASI di Pangalengan, Jawa Barat (10/10), untuk memajukan dunia atletik Indonesia.
Peresmian tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Luhut Binsar Pandjaitan, selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. “Saya sangat senang, akhirnya kita memiliki Pusat Latihan Atletik Pangalengan yang sudah kita tunggu selama puluhan tahun,” ujarnya.
Pangalengan, dengan ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut dan udaranya yang bersih, sangat cocok untuk latihan. “Saya yakin, dengan fasilitas ini, kita bisa mencetak atlet kelas dunia. Pencapaian 19 rekor atletik yang dipecahkan di PON Aceh-Sumut adalah bukti bahwa kita bisa lebih baik lagi,” jelas Luhut Binsar Pandjaitan.
Dan Luhut mengungkapkan antusiasmenya bahwa fasilitas yang telah lama dinantikan untuk memajukan dunia atletik Indonesia dapat terwujud. Lantaran tanpa pusat latihan yang bagus, maka tidak mungkin bisa melahirkan atlet yang berkualitas.
Pusat pelatihan atletik di Pangalengan ini diharapkan menjadi tempat latihan terpadu dengan fasilitas lengkap, seperti asrama dengan air panas, makanan berkualitas, tempat tidur yang nyaman, dan area latihan fisik yang memadai.
Fasilitas ini sangat penting dalam mencetak prestasi luar biasa, termasuk target mencetak atlet yang mampu mencapai waktu di bawah 10 detik untuk lari 100 meter.
Luhut berharap fasilitas ini dapat dimanfaatkan dengan baik, dan dalam satu tahun ke depan, atlet Indonesia dapat memecahkan rekor nasional, ASEAN, Asia, bahkan dunia.
Selain itu, Luhut Binsar Pandjaitan juga mengapresiasi dukungan dari berbagai pihak, termasuk Pj Gubernur Jawa Barat, Kementerian PUPR, dan BUMN, yang membantu menyelesaikan pembangunan pusat pelatihan ini.
)**Yuri Pribadi