Jakarta, Delapanplus.com –
Ketan Susu (Tansu) Kemayoran, kuliner khas yang sudah melegenda sejak akhir tahun 1950-an. Kuliner dan kedainya dirintis pertama oleh Haji Sukrad dan hingga hari ini dikelola oleh cucu dan cicitnya.
Semua orang Kemayoran punya kenangan dengan kuliner dan kedai kecil ini. Benyamin S dalam sebuah talk show di tv pernah bercerita tentang kedai ini. Para seniman Jakarta dahulu yang biasa nongkrong di Planet Senen, suka lewati malam di sini.
Kedai ketan susu atau tansu ini sejak berdiri hingga hari ini tetap mempertahankan ketradisionalannya. Bahkan, transaksi modern dengan e-money juga belum diterima. Lokasinya juga belum bergeser, tetap di Jalan Garuda Ujung, Kemayoran, Jakarta Pusat. Di ujung utara Jalan Angkasa.
Sepiring ketan susu, dua pisang goreng dan dua tempe goreng. Semuanya terdorong ke lambung dengan bantuan sepoci Teh Waskintel (wangi – sepet – legi – kentel), tanpa gula … woww luar biasa.
Kedai ini tak berpintu. Artinya, tak pernah ditutup. Selama 24 jam melayani pengunjung yang tak putus. Makin malam, pengunjung makin padat.
Menu andalan kedai ini tetap ketan dan gorengan. Ada ketan original, ketan kelapa, atau ketan susu. Pelengkapnya berbagai jenis gorengan, pisang, ubi, singkong, dan tempe. Sepiring (kecil) ketan Rp. 5000. Teh sepoci Rp. 8000, segelas kopi 3000, segelas teh Rp. 2000 dan gorengan bertahan di angka Rp. 1000.
Dunia boleh berubah. Jakarta makin maju mengglobal. Namun Kedai Ketan Susu Kemayoran tetap eksis dengan kebersahajaannya dan legendanya terus ditulis oleh pengunjungnya.
)**by Darso Arief