Tabanan, Bali (Delapanplus) :

Sosialisasi Program Bangga Kencana di Tabanan, Bali, hadirkan kolaborasi lintas sektor untuk cegah stunting. Komitmen DPR, BKKBN, dan masyarakat sukses turunkan angka stunting secara signifikan.

Desa Perean Kangin, Kecamatan Baturiti, Tabanan, menyambut hangat langkah-langkah penuh harapan. Jumat, 30 Mei 2025 menjadi saksi bagaimana sinergi antara pemerintah, wakil rakyat, dan masyarakat menyatu dalam semangat yang sama: membangun keluarga berkualitas dan bebas dari stunting.

Inilah kegiatan Sosialisasi dan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Program Bangga Kencana bersama mitra kerja, yang bukan sekadar rutinitas kunjungan, melainkan momentum menyentuh akar persoalan bangsa—kesehatan keluarga dan masa depan generasi.

Komitmen Wakil Rakyat untuk Kesehatan Ibu dan Anak

Hadir dalam kegiatan tersebut, Tutik Kusuma Wardhani, S.E., M.M., M.Kes., Anggota Komisi IX DPR RI, dengan suara tegas penuh empati mengingatkan kembali bahwa Bangga Kencana adalah program jangka panjang yang strategis.

Ia menekankan bahwa pengendalian jumlah kelahiran bukan semata soal kuantitas, tetapi lebih pada kualitas hidup ibu dan anak.

“Jangan banyak melahirkan agar ibu dan anak sehat. Anak-anak harus cerdas dan keluarga harus berkualitas,” ungkapnya.

Ia juga menyoroti pentingnya menekan angka stunting sejak kehamilan. Sebab, masa depan anak sangat ditentukan oleh gizi dan perhatian sejak dini.

“Jika tidak banyak anak, maka kesehatan dan kesejahteraan keluarga bisa kita jaga.” lanjutnya.

Kolaborasi Jadi Kunci

Sementara itu, dr. Ni Luh Gede Sukardiasih, M.F.Or., M.A.R.S., Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, memaparkan bahwa untuk mencapai pembangunan keluarga yang berkelanjutan dan inklusif, dibutuhkan kerja bersama antara masyarakat dan pemerintah.

Program besar seperti Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting (StraNas Stunting) menggandeng 22 kementerian dan lembaga. Ini bukan hanya kerja administratif, tapi gerakan bersama yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, dari pelayanan kesehatan hingga perlindungan sosial.

“Melalui program seperti Kader Pembangunan Manusia (KPM) dan Multi Donor Trust Fund (MDTF), kolaborasi pemerintah dan masyarakat makin terasa nyata,” jelas dr. Sukardiasih.

Baca juga tentang Strategi Nasional Pencegahan Stunting di situs resmi BKKBN.

Cegah Stunting Lewat Program Inovatif

Sedangkan disisi lain, Anak Agung Mirah Ariani, S.Pt., M.Si., selaku Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga DPPKB Tabanan, berkesempatan memaparkan sederet program unggulan yang telah dijalankan di Tabanan.

Semuanya berfokus pada edukasi, akses layanan kesehatan, dan perubahan perilaku masyarakat.

Adapun beberapa program andalan tersebut antara lain Semara Ratih: Konseling pra-nikah untuk calon pengantin agar siap secara fisik dan mental; Bungan Desa: Pelayanan publik yang merata ke desa-desa; Kerabat Kita: Menggerakkan partisipasi aktif warga; dan Gemar Makan Ikan: Promosi gizi seimbang dari laut untuk anak-anak sehat.

Selain peran aktif TP PKK Kabupaten Tabanan juga menjadi penopang penting dalam mensukseskan berbagai program tersebut. Hasilnya!? Angka stunting di Tabanan menurun drastis: 2021: 9,2%; 2022: 8,2%; dan 2023: 6,3%

Tabanan Jadi Inspirasi

Apa yang dilakukan Tabanan hari ini bisa menjadi cermin bagi daerah lain di Indonesia. Bahwa gerakan nyata, sinergi, dan ketulusan bisa menghasilkan perubahan besar, bahkan untuk masalah yang sudah lama membayangi: stunting.

Bangga Kencana bukan sekadar slogan, tetapi aksi nyata yang menempatkan keluarga sebagai pondasi bangsa.

“Ketika masyarakat bergerak bersama, pemerintah hadir secara nyata, dan adat tetap dijunjung, kita tak hanya membangun generasi sehat, tapi juga membangun harapan.”

Mari kita jaga keluarga, kita jaga masa depan. Karena anak sehat, keluarga kuat, bangsa hebat bukan sekadar impian—tapi tujuan bersama.

)**T.Bams

By Redaksi

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *