delapanplus.com, Jember –

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyelenggarakan Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Provinsi Jawa Timur, tepatnya berlokasi di Gedung GNI Tembokrejo, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi (8/2), dengan narasumber H. Sy. Anas Thahir, Anggota Komisi IX DPR RI dan Nurita Kusriantini S.KM, M.M PIt. Kepala UPT Balai Diklat KKB Jember.

Kegiatan tersebut memiliki beberapa tujuan yakni meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga, remaja dan masyarakat terhadap Program Bangga Kencana serta Percepatan Penurunan Stunting dengan integrasi edukasi secara efektif, konvergen dan terintegrasi melalui komitmen penentu kebijakan (Stakeholders) dan pemangku kepentingan (mitra kerja) dengan melibatkan lintas sektor di tingkat Pusat, Provinsi, serta Kabupaten/Kota.

H. Sy. Anas Thahir, Anggota Komisi IX DPR RI selaku narasumber mengingatkan agar masyarakat memiliki pemahaman yang kuat terkait dengan pencegahan stunting. Karena kesehatan generasi muda cikal bakal bangsa yang maju dan kuat.

“KIE adalah komunikasi, informasi dan edukasi bagaimana memberikan informasi kepada masyarakat terkait program yang dijalankan oleh BKKBN yaitu program bangga kencana,” jelas H. Sy. Anas Thahir.

Sehingga Indonesia di usianya yang ke-100 tahun menjadi bangsa yang maju dan tumbuh.Diantaranya dengan generasi muda yang sehat. Oleh karenanya Indonesia harus bisa menekan angka stunting sampai dengan 14 persen, tambahnya.

Dan Mitra utama BKKBN adalah DPR-RI komisi IX yang senantiasa membantu dalam program Bangga Kencana yang merupakan pembangunan keluarga berencana.

Sementara Nurita Kusriantini S.KM, M.M PIt. Kepala UPT Balai Diklat KKB Jember, menjelaskan bahwa ada 3 periode masa-masa krusial stunting. Periode pra-nikah, Periode Kehamilan, dan dalam Periode Pengasuhan. Tahapan-tahapan ini perlu untuk di perhatikan, dan sedini mungkin agar bisa terhindar dari stunting.

Permasalahan stunting harus menjadi perhatian yang sangat serius, karena anak yang tumbuh dengan stunting, akan cenderung tidak produktif, bahkan mengakibatkan menjadi beban pembangunan.

Presiden Joko Widodo menargetkan angka stunting sebesar 14% di tahun 2024. Angka yang sangat berat bila BKKBN bekerja sendiri. Jadi diperlukan sinergitas beberapa pihak guna mewujudkan target tersebut, ujar Nurita Kusriantini S.KM, M.M PIt. Kepala UPT Balai Diklat KKB Jember.

)**Yuri

By Redaksi

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *