Delapanplus.com – Lombok,
Sekali lagi cerita dari leluhur mengajari saya dalam perjalanan. Desa Bilebante, Lombok Tengah tempat singgah saya kali ini. Desa yang manusianya dulu hidup menggali Bumi untuk pasirnya sekarang berubah berganti menjadi desa hijau yang berkelanjutan.
Para penggerak muda dari desa ini mulai menggali, tidak mengorek Bumi tetapi mendalami potensi pariwisata yang ternyata banyak tersembunyi di labirin gang-gang kecil desanya.
Memasuki pintu desa kami disambut dengan prosesi Peresean, tradisi khas Suku Sasak, Lombok. Tradisi yang dahulu dilakukan oleh para leluhur untuk berbagai tujuan. Memilih pemimpin, menyelesaikan perselisihan, ataupun sekadar menunjukkan keahlian bela diri mereka.
Tradisi yang masih lestari hingga kini menjadi pelajaran perjalanan bagi saya. Sebuah tinggalan leluhur tentang bagaimana mereka menggunakan sudut pandang tradisi untuk membantu menata dan mengelola kehidupan manusianya.
Ajaran leluhur semestinya kita rawat dan lestarikan, tugas kitalah yang hari ini mampu untuk mengadaptasikan ajaran leluhur ke masa kehidupan kini. Terajutnya kemampuan tradisi beradaptasi dan keterlibatan manusia muda pelaksananya adalah resep bagi negeri ini untuk bangkit dan berdigdaya di atas tanah-tanahnya.
Terlalu banyak potensi negeri ini yang terselimut debu dan jauh dari perhatian kita manusianya. Perjalananlah yang mampu menyibak tabir yang menutupi potensi-potensi kepingan surga di Bumi yang bernama Indonesia.
)**#didikasim